Sempet baca review" sebelumnya dari yg lain, wah kayanya byk yang agak kecewa ama endingnya yah.. Trus banyak yang terganggu sama kata - kata yang diulang gitu. Well, kita lihat gw sependapat atau ngga..
Sebelumnya, cek dulu sinopsisnya yah :
HATE at first sight. Itulah definisi yang tepat untuk menggambarkan Troy Mardian dan Gadis Parasayu. Mereka partner kerja yang dinamis---sedinamis gejolak permusuhan yang terus meletup di antara mereka berdua.
Menurut Gadis, Troy Mardian adalah contoh sempurna tipe manusia yang tercabut dari akarnya. Jelas-jelas asli Indonesia, kok pakai bertingkah ala bule? Rambut dicokelatin, ngomong selalu pakai Inggris, barang-barang harus designer label, dan mati-matian mempertahankan imej metroseksual biar tetap bisa menyandang gelar The Most Eligible Bachelor in Indonesia yang dijuarainya berturut-turut pada sebuah kontes nasional.
Sedangkan menurut Troy, Gadis Parasayu (atau Paras Ayu) adalah nama terkonyol yang pernah didengarnya. Di Amerika tempat Troy dibesarkan, nggak ada orangtua yang cukup gila menamai anak mereka dengan Beautiful Face Girl. Narsis sekali! Okelah, wajahnya memang eksotis plus lekuk bodi bak JLo, tapi masa sih doyan banget pakai merek lokal? So nggak kosmopolitan deh!
Hanya satu persamaan mereka. Sama-sama nggak percaya dengan yang namanya hocus-pocus, ramal-meramal, paranormal, astrologi, kartu tarot, feng shui, atau apa pun sebutannya yang berhubungan dengan dunia pernujuman.
Lalu apa yang terjadi saat mereka terbangun pada suatu Minggu pagi cerah, dan mendapati diri mereka berada di ranjang yang sama dalam kondisi bak Adam dan Hawa saat pertama kali terdepak dari Firdaus---bugil, plus cincin kawin yang melingkari jari manis masing-masing, serta sepotong memori kabur tentang pernikahan yang mereka lakukan tiga belas hari yang lalu?!
..............................................................................................................
Well, menurut gw buku ini lucu juga.. Pertama, covernya lucuu dan bagus.. Suka banget sama warnanya dan font nya yang cocok banget deh..
Untuk ceritanya, simple tapi menghibur. Ga seburuk yang gw kira klo membaca review" yang laen. Tapi, kok tokoh cowonya (Troy) itu agak" jijik yah.. You know, my impression when i read those description of his action is "ya ampun.. ni cowok.." Dan yg ada di bayangan gw bukanlah cowo eksmud metro yg ganteng kaya gw liad di mal" tapi cowo metro yang adalah "gay".. (Maap Kak Lala~~~). Tapi setelah mereka nikah agak" boleh lah, tapi terganggu sama sebutan "sayang" dalam bahasa inggris yang bagi gw ngga banget deh hahaha..
Dan buat endingnya, am i the one who thought that the ending is okay? Banyak yang bilang mau sekuel nya, tapi menurut gw sekuel cuma akan menghancurkan buku ini aja. Hahaha.. Oh yah, bahasa yang digunakan Karla ini juga agak berbeda dengan Bellamore atau Ti Amo, Tia Amoria (novelnya yang lain), penjabaran kalimatnya dilakukan seperti seorang narator dalam drama, but for me it's okay walaupun rada aneh.. Dan buat gw, buku ini kurang panjang.. Karena antiklimaks cumadikit banget dan tiba" abis, jadi agak kaget juga pas baca eh tiba" abis bukunya. I don't need a sequel but please add more pages. :)
At least, this book is okay (not bad but not awesome too).. Rate 3 of 5 lah karena bisa bikin gw ketawa - ketawa. Lumayan buat yang mau refreshing dengan bacaan yang cukup menghibur ^^
Untuk ceritanya, simple tapi menghibur. Ga seburuk yang gw kira klo membaca review" yang laen. Tapi, kok tokoh cowonya (Troy) itu agak" jijik yah.. You know, my impression when i read those description of his action is "ya ampun.. ni cowok.." Dan yg ada di bayangan gw bukanlah cowo eksmud metro yg ganteng kaya gw liad di mal" tapi cowo metro yang adalah "gay".. (Maap Kak Lala~~~). Tapi setelah mereka nikah agak" boleh lah, tapi terganggu sama sebutan "sayang" dalam bahasa inggris yang bagi gw ngga banget deh hahaha..
Dan buat endingnya, am i the one who thought that the ending is okay? Banyak yang bilang mau sekuel nya, tapi menurut gw sekuel cuma akan menghancurkan buku ini aja. Hahaha.. Oh yah, bahasa yang digunakan Karla ini juga agak berbeda dengan Bellamore atau Ti Amo, Tia Amoria (novelnya yang lain), penjabaran kalimatnya dilakukan seperti seorang narator dalam drama, but for me it's okay walaupun rada aneh.. Dan buat gw, buku ini kurang panjang.. Karena antiklimaks cumadikit banget dan tiba" abis, jadi agak kaget juga pas baca eh tiba" abis bukunya. I don't need a sequel but please add more pages. :)
At least, this book is okay (not bad but not awesome too).. Rate 3 of 5 lah karena bisa bikin gw ketawa - ketawa. Lumayan buat yang mau refreshing dengan bacaan yang cukup menghibur ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar