![]() |
source : google |
Sinopsis (from back cover) :
Di antara kehidupan dan kematian terdapat sebuah perpustakaan yang jumlah bukunya tak terhingga. Tiap - tiap buku menyediakan satu kesempatan untuk mencoba kehidupan lain yang bisa dijalani sehingga kau bisa melihat apa yang terjadi kalau kau mengambil keputusan - keputusan berbeda... Akankah kau melakukan apa pun secara berbeda jika kau mendapat kesempatan untuk membatalkan penyesalan - penyesalanmu? Benarkah kehidupan lain akan jauh lebih baik?
Nora Seed harus membuat keputusan. Ia dihadapkan pada kemungkinan bisa mengubah hidupnya, memiliki karier yang berbeda, tidak putus dari mantan kekasi, dan mewujudkan mimpinya sebagai glasiolog. Ia menjelajahi Perpustakaan Tengah Malam untuk memutuskan apa sebenarnya yang menjadikan hidup pantas dijalani. Setelah kehidupan yang diisi berbagai penyesalan dan kegagalan, akankah Nora Seed akhirnya mendapatkan kehidupan yang bisa memberinya kebahagiaan sejati?
My thoughts :
Buku sudah menjadi wishlist sejak awal terbit, mulai tertarik saat lihat di Periplus. Tapi karena saat itu belum ada budget jadi tertunda terus untuk membelinya. Sampai akhirnya terbeli juga buku ini walau ada sedikit drama, dan akhirnya jadi beli yang versi Bahasa Indonesia.
Mungkin karena sudah bertahun-tahun ingin membaca buku ini, ekspektasiku jadi lumayan tinggi. Ditambah lagi dengan membaca review-review yang ada mengatakan bahwa buku ini bagus. Namun, sepertinya harapanku tidak cukup terpenuhi, hiks.
Buku ini menceritakan tentang Nora Seed, yang sedang dalam kondisi hampir meninggal. Di ruang antara hidup dan mati itu (dalam konteks ini adalah perpustakaan, tempat favorit Nora saat kecil), ia mendapatkan kesempatan kedua (actually few chances) untuk mencoba hidup kembali namun tidak sebagai dirinya yang dulu (mungkin ini seperti cerita Marvel, ada beberapa universe dalam kehidupan dan kita ada di semua universe tersebut sebagai karakter yang berbeda). Dan kehidupan lain yang dimaksud adalah kehidupan dari daftar penyesalan yang terjadi dalam hidup Nora sejak dia masih kecil.
Ceritanya menarik, ada beberapa pelajaran juga yang bisa didapat dari pengalaman Nora tersebut. Walau dari awal membaca, aku sudah menebak endingnya juga sih. Karena pada akhirnya hidup yang kita jalani saat ini sebenarnya adalah yang terbaik. Namun, memang manusia tidak pernah puas sehingga begitu banyak penyesalan yang akhirnya menimbulkan pertanyaan ‘What If….’ di kepala.
Mungkin jika membaca versi Bahasa Inggrisnya, aku akan lebih puas karena ada beberapa diksi yang cukup asing dalam buku ini. Dan beberapa kalimat atau frasa dalam Bahasa Inggris yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia membuat buku ini terasa agak formal. Dan ada beberapa kata juga yang sebaiknya tidak diterjemahkan ke Bahasa Indonesia karena jadi agak aneh. Namun, tetap kuberikan apresiasi luar biasa untuk penerjemah karena aku yakin sulit untuk menerjemahkan buku ini, apalagi untuk membuat pembaca mengerti makna ceritanya yang cukup dalam.
Another disclaimer, I don’t think this book will suit someone with some depression or suicidal thought. It can be a little triggering for them unless they finished the book at one time.
Ada beberapa quotes yang cukup sederhana namun bermakna :
‘Satu-satunya cara belajar adalah dengan hidup’
‘Kalau kau menargetkan menjadi sesuatu yang bukan dirimu, kau akan selalu gagal. Targetkan diri menjadi versi paling sejati dari dirimu. Cintai dia’
‘Segala sesuatunya akan lebih mudah kalau kita paham tidak ada satupun cara hidup yang bisa memberimu kekebalan terhadap kesedihan. Tidak ada kehidupan tempat kau bisa terus-menerus berbahagia untuk selamanya. Mengkhayalkan kehidupan semacam itu hanya menumbuhkan semakin banyak ketidakbahagian dalam kehidupan yang tengah kau jalani.
'Jangan pernah meremehkan arti penting dari hal hal kecil’
‘Kita hanya perlu menjadi satu orang. Kita tidak perlu melakukan segalanya dalam rangka menjadi segalanya, karena kita sendiri sudah tak terbatas. Selagi kita masih hidup, kita selalu memiliki masa depan dengan beribu kemungkinan.’
Rating 4 out of 5
So, jika diberikan kesempatan memilih kehidupan dari penyesalan kalian, apakah ada kehidupan lain yang ingin kalian jalani?