![]() |
source : google |
Sinopsis (from back cover) :
Yunani pada zaman para pahlawan.
Patroclus, seorang pangeran muda yang kikuk, diasingkan ke istana Raja Peleus dan putranya yang sempurna, Achilles. Mereka tumbuh menjadi pemuda yang cakap dalam seni perang dan pengobatan, dan kedekatan mereka berkembang menjadi hubungan yang lebih dalam meski sangat ditentang oleh ibu Achilles, Thetis, dewi laut yang kejam. Lalu tersiar kabar bahwa Helen dari Sparta telah diculik. Bimbang antara takut dan rasa sayang terhadap sahabatnya, Patroclus pergi bersama Achilles ke Troy, tanpa menyadari bahwa tahun-tahun selanjutnya akan menjadi ujian bagi semua yang mereka sayangi.
My Thoughts :
Wah, novel ini sudah aku beli sejak 2022 namun baru kubuka plastiknya di tahun 2025 >.<
Sudah lama juga aku tidak membaca novel barat yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Novel ini cukup tebal 400 halaman lebih dan selesai dalam 1 minggu saja (sebuah pencapaian, terharu akutu).
Novel ini bertemakan era Yunani Kuno (FYI, I really love ancient mythology so it is really my cup of tea) dan menceritakan tentang Patroclus, sahabat dari Achilles, salah satu pahlawan yang cukup terkenal pada masa Perang Troya. Untuk yang sudah pernah menonton film ‘TROY’ atau membaca kisahnya tentu cukup familiar dengan setting ini. Namun, penulis menjadikan Patroclus sebagai peran utama dengan point of view orang pertama.
At first, saat membaca bagaimana penulis mendeskripsikan tentang Patroclus aku cukup bingung, mengapa karakternya dibuat se feminim ini, it was not like Patroclus that I’ve seen in the movie before (I watched movie ‘TROY’ with Brad Pitt as Achilles and Netflix series “Troy : Fall of the City’). Then I realize, Oh this is an LGBT theme novel (padahal dari sinopsis di back cover udah jelas banget hahaha..) So, memang ada beberapa versi di luar Iliad by Homer yang membuat seolah that Achilles dan Patroclus adalah sepasang kekasih. Jadi penulis mungkin mengambil tema tersebut untuk novel ini.
Sempat menyesal karena sejujurnya tidak terlalu bisa menerima romantisme LBGT yang dideskripsikan dalam tulisan (karena ya gak kebayang aja gitu), namun aku putuskan untuk tetap lanjutkan membaca dan WOW! Madeline Miller sungguh bisa membuat kisah mereka terasa manis dan menyentuh (atau mungkin terjemahan Bahasa Indonesia nya yang bagus). It is not cringe at all, dan penulis sungguh bisa menampilkan ketulusan perasaan Patroclus kepada Achilles. Dari sisi alur cerita juga sangat rapi dan mengalir, benar-benar membuat pembaca ingin membaca terus.
Dan dengar-dengar, it took 10 years for the author to finally complete this novel. Dan pastinya she has done a thorough research for this novel. That’s why it was such a masterpiece.
Untuk rating 5 out of 5.
After reading this novel, I really want to read Madeline Miller’s another book.